Sabtu, 20 Oktober 2012

60% Masyarakat RI Jadi Konsumen Paling Diperbutkan Dunia


Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi meminta agar organisasi besar seperti Muhammadiyah, mau membantu program Pemerintah yang tengah menggalakkan pembelian produk dalam negeri.
Menurutnya, jika perlu Pimpinan Pusat (PP) Muhamamdiyah mengeluarkan fatwa agar terciptanya konsumen cerdas. Pihaknya yakin, dengan fatwa tersebut, program membeli produk dalam negeri bisa berkembang.
Upaya ini perlu dilakukan. Pasalnya, beberapa tahun terakhir, produk luar negeri di Indonesia menjamur. Apalagi 60 persen warga Indonesia menjadi konsumen yang paling diperebutkan dunia.
Salah satu upaya yang harus dilakukan, tambah Bayu, dengan meminta agar umat, tidak membeli prodak yang tidak menggunakan bahasa Indonesia
Permintaan ini tidak hanya ditujukan hanya kepada Muhammadiyah. Permintaan untuk mengeluarkan fatwa larangan membeli prodak luar negeri juga telah dilayangkan kepada pihak Nahdatul Ulama (NU) dan Konferensi Wali Gereja (KWI).Kalau bersama-sama itu, ekonomi dalam negeri semakin kuat lagi. Produk anak bangsa pastinya tidak kalah dengan yang lainnya.
Analisnya :
Saya tidak setuju  dengan Wamendag (Bayu Krisnamukti) yang meminta agar organisasi besar mengeluarkan fatwa larangan membeli produk luar negeri karena itu membatasi hak-hak sebagai warga Negara yang memiliki hak untuk membeli barang. Ada cara lain agar masyarakat RI tidak dikenal sebagai konsumtif barang-barang luar negeri yaitu pemerintah seharusnya lebih memperhatikan dan mewadahi pengembangan inovasi produk-produk yang dikembangkan anak-anak bangsa. Contohnya mobil asemka seharusnya pemerintah lebih ikut mengambil peran dalam pengembangan dan proses produksi agar dapat bersaing dengan mobil produk  luar negeri di Indonesia. jika inovasi mobil asemka ditingkatkan dan memiliki kualitas yang sama dengan produk luar negeri  lebih memungkinkan masyarakat akan tertarik membeli produk dalam negeri.
Ref.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar